Apakah Anda suka mendapati area kulit bayi yang tertutup popok menjadi kemerahan? Kondisi tersebut bisa menjadi tanda dari ruam popok. Jika Anda mendapati kondisi ini jangan dibiarkan. Ketahui berbagai fakta tentang kondisi ini di bawah ini beserta cara mengatasinya.
Apa itu ruam popok?
Mengutip dari Mayo Clinic, ruam popok adalah adalah iritasi berupa ruam kemerahan mengkilap yang muncul di area kulit bayi yang tertutup popok.
Kondisi ini juga sering disebut sebagai dermatitis popok alias diaper rash.
Ruam popok bukan kondisi serius, tapi jangan sampai Anda sepelekan terutama sebagai perawatan bayi baru lahir.
Pada kasus yang berat, ruam popok bisa memicu infeksi dari jamur maupun bakteri yang hidup di kulit bayi.
[recommendation title=”Seberapa umum kondisi ini?”]
Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi yang rutin memakai popok. Dikutip dari Family Doctor, lebih dari 50% bayi dari usia 6—9 bulan mengalami ruam popok. Namun pada beberapa kasus, ruam popok pada orang dewasa juga bisa terjadi, terutama lansia.
[/recommendation]
Apa saja tanda dan gejala ruam popok?
Gejala ruam popok pada bayi adalah kemerahan dan iritasi di bagian bokong dan selangkangan.
Gejala ini biasanya dimulai dengan bintik-bintik merah muda yang samar dan menonjol. Semakin lama, bintik-bintik tersebut akan membesar dan menutupi area yang tertutup popok jika tidak diobati.
Dalam kasus terburuk, kulit bayi bisa terlihat merah dan mulai mengelupas. Jika disentuh, lipatan kulit bisa terasa kasar dan bisa mengganggu jam tidur bayi.
Ketika mengalami kondisi tersebut, bayi rewel dan menangis, khususnya setelah buang air kecil atau besar atau ketika Anda mengganti popoknya karena kesakitan.
Mungkin ada beberapa tanda atau gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang gejalanya, silakan konsultasikan dengan dokter Anda.
[summary title=”Kapan harus ke dokter?”]
Jika kulit bayi tidak membaik setelah beberapa hari pengobatan di rumah, bicarakan dengan dokter Anda. Kadang-kadang, Anda akan perlu pengobatan dari dokter untuk mengatasi ruam karena popok bayi. Bawa bayi ke dokter jika si Kecil mengalami tanda dan gejala berikut ini.
- Gejalanya parah dan tidak biasa.
- Tidak kunjung membaik walaupun sudah diobati.
- Ruam menimbulkan bintik berisi cairan atau menimbulkan luka berdarah.
- Kesakitan saat bayi buang air besar dan kecil.
- Munculnya ruam disertai demam.
[/summary]
Apa penyebab ruam popok?
Ada beberapa penyebab ruam yang dialami si Kecil, misalnya gesekan atau iritasi. Berikut penjelasan seputar penyebab ruam pada si Kecil.
1. Iritasi dari kotoran
Mengutip dari Family Doctor, iritasi dari tinja atau urine karena memakai popok terlalu lama bisa menyebabkan ruam.
Kondisi popok yang lembap membuat kulit iritasi dan timbul bintik kemerahan. Bila si Kecil mengalami diare, kondisi ruam pada bayi semakin parah.
2. Gesekan
Munculnya ruam pada bokong atau selangkangan bayi disebabkan karena zat iritasi atau gesekan.
Kemudian, kulit yang sudah bermasalah ini dapat terinfeksi oleh jamur atau bakteri yang terperangkap oleh popok di kulit bayi yang sensitif.
Bahan seperti absorben sintetik dalam popok sekali pakai dan sabun bilas pembunuh kuman juga bisa menyebabkan iritasi.
3. Infeksi candida
Apa itu candida? Ini adalah infeksi jamur yang tumbuh secara cepat di tempat lembap dan hangat.
Ruam bisa timbul karena infeksi ini dan warnanya merah terang dengan bintik-bintik kecil di tepian.
4. Reaksi alergi
Pemakaian sabun mandi, detergen, pelembut pakaian, tisu bayi, sampai popok yang tidak cocok dengan kulit si Kecil bisa menimbulkan reaksi alergi pada bayi dan membuat iritasi kemerahan.
Segera hentikan pemakaian produk yang memicu kulit bayi kemerahan sebagai salah satu cara merawat kulit bayi.
Apa yang meningkatkan risiko bayi mengalami iritasi di popok?
Ruam di area selangkangan pada bayi adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut ini.
1. Bayi memiliki kulit sensitif
Bayi yang memiliki penyakit dermatitis atopik atau dermatitis seboroik cenderung memiliki kulit yang lebih sensitif.
Kondisi ini mengakibatkan mereka lebih mudah mengalami iritasi dan ruam di kulitnya.
2. Menggunakan popok atau produk pembersih yang kurang tepat
Penggunaan popok bayi yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko bayi terkena kondisi ini. Ini bisa meliputi bahan popok yang terlalu kasar atau ukurannya yang terlalu ketat.
Popok yang kasar dan ketat dapat menimbulkan gesekan pada kulit bayi sehingga bisa menimbulkan iritasi dan infeksi.
Membiarkan bayi mengenakan popok terlalu lama dalam kondisi basah juga bisa meningkatkan risiko terjadinya ruam.
Ditambah dengan penggunaan sabun yang mengandung zat iritan, risiko terjadinya ruam pada kulit akan semakin meningkat.
3. Menggunakan antibiotik
Penggunaan antibiotik pada bayi dapat meningkatkan risiko terjadinya ruam di bokong dan selangkangan. Begitu juga jika ia menerima ASI dari ibu yang menggunakan antibiotik.
Hal ini terjadi karena antibiotik dapat membunuh bakteri yang mengendalikan pertumbuhan ragi (jamur).
Akibatnya, perkembangbiakkan jamur jadi tidak terkendali dan menimbulkan ruam dan infeksi.
4. Memulai MPASI
Bayi yang memasuki usia 6 bulan mulai mengenal makanan padat selain ASI. Hal ini akan mengubah isi dan jumlah feses maupun urine si Kecil.
Kulit bayi yang sensitif akan merespons perubahan ini dengan kemunculan ruam di sekitar bokong atau selangkangannya.
Bagaimana dokter mendiagnosis ruam popok pada bayi?
Ruam di bagian tubuh bayi yang sering dikenakan popok itu umum terjadi. Ketika sedang memandikan bayi, Anda biasanya akan bisa langsung melihat tanda-tandanya.
Saat melakukan pemeriksaan ke dokter, dokter pun dapat mendiagnosis kondisi ini dengan langsung melihat tanda-tandanya di bagian tubuh yang tertutup popok.
Dokter juga mungkin akan bertanya tentang merk popok, lotion, deterjen, dan perlengkapan perawatan lainnya yang bersinggungan dengan bayi Anda.
Produk perawatan yang tidak cocok dengan bayi bisa menjadi penyebab dari timbulnya kemerahan pada area popok si Kecil.
Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan lainnya untuk memastikan penyebab dari ruam popok. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Apa saja pilihan pengobatan untuk ruam popok?
Berikut ini obat yang umum direkomendasikan untuk mengobati ruam popok, baik dengan maupun tanpa resep.
1. Salep yang mengandung zinc oxide
American Academy of Dermatology menyebutkan salep zinc oxide sebagai salah satu pengobatan ampuh untuk ruam di pantat dan selangkangan bayi.
Zinc oxide membentuk lapisan pertahanan pada kulit teratas bayi untuk memperkecil peluang zat asing menyebabkan iritasi.
Salep ini mudah didapat dan umumnya ampuh untuk mengobati ruam popok pada bayi akibat iritasi. Efek samping juga jarang terjadi pada bayi yang menggunakan obat ini.
Namun, sebaiknya gunakan obat sesuai arahan dokter maupun apoteker. Bersihkan tangan Anda sebelum mengoleskan obat ini ke kulit bayi tipis-tipis dan pijat bayi secara lembut.
Jika dalam beberapa hari, ruam tidak juga membaik, konsultasi dokter untuk meresepkan obat yang lebih kuat.
2. Salep hidrokortison
Salep hidrokortison bisa digunakan untuk mengobati ruam popok. Obat ini dapat mengurangi pembengkakan, rasa gatal, dan iritasi pada kulit.
Sebagian besar krim kulit memang mengandung hidrokortison dosis ringan. Namun untuk digunakan sebagai obat ruam popok bayi, cara pakai salep hidrokortison harus diawasi oleh dokter.
Gunakan hanya ketika dokter merekomendasikannya untuk anak Anda. Penggunaan secara sembarangan justru dapat memperparah ruam dan iritasi kulit.
Bila Anda menggunakan salep hidrokortison sebagai obat untuk mengatasi ruam popok, jangan gunakan obat lain secara bersamaan.
Sebaiknya tunggu sekitar 10 menit baru oleskan obat lain atau akan lebih baik jika obat lain digunakan pada waktu yang berbeda.
3. Krim antijamur
Kondisi kulit yang lembap dan kotor dapat merangsang pertumbuhan jamur jadi lebih banyak. Ini bisa terjadi pada kulit di sekitar pantat dan selangkangan bayi sehingga dapat menyebabkan ruam popok akibat infeksi jamur.
Untuk mengobati infeksi jamur, bayi harus menggunakan salep antijamur. Obat ini dapat mengurangi infeksi dengan menghambat pertumbuhan jamur di kulit.
Beberapa salep antijamur yang biasanya digunakan, yakni golongan clotrimazole atau miconazole, seperti Balmex, Desitin, Triple Paste dan Lotrimin.
Anda bisa mengaplikasikan salep ruam popok ini secara tipis-tipis di kulit bayi yang terkena ruam. Akan tetapi, agar lebih aman, konsultasikan pada dokter terlebih dahulu.
4. Petroleum jelly
Pilihan salep terakhir untuk mengobati ruam popok pada bayi adalah petroleum jelly, khususnya jika iritasi masih tergolong ringan.
Memakaikan petroleum jelly pada kulit bayi juga dapat menjadi obat tambahan untuk krim ruam tertentu agar tidak lengket menempel di popok.
Selatah sembuh, Anda bisa menggunakan salep ini sebagai perawatan lanjutan untuk mencegah ruam popok kembali kambuh.
Studi tahun 2013 pada Journal for Specialists in Pediatric Nursing menunjukkan bahwa penggunaan petroleum jelly menurunkan risiko bayi terkena ruam popok di kemudian hari.
Agar lebih optimal, gunakan setelah kulit bayi dibersihkan dengan air agar salep dapat menahan air dan lebih efektif menjaga kelembapan kulit.
Apa pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi ruam popok?
Walaupun termasuk masalah kulit ringan, Anda harus tahu cara mengatasi ruam popok yang tepat.
Jika tidak, ruam dapat semakin memburuk dan dapat mencetuskan infeksi yang menyebar ke area kulit lainnya.
Nah agar bayi Anda tidak lagi rewel karena gatal dan perihnya ruam popok, berikut cara mengobati kondisinya.
1. Rutin memeriksa popok
Dalam sehari, cobalah untuk lebih sering cek kondisi popoknya. Anda mungkin juga perlu sesekali bangun di tengah malam untuk mengecek sekaligus menggantinya bila sudah kotor.
Sering-sering mengecek popok bayi adalah cara mengatasi ruam di bokongnya agar Anda bisa tahu kapan harus mengganti dengan yang baru.
Apabila popok sudah mulai penuh, terasa berat, lembap, atau tampak kotor, segera ganti dengan yang baru.
2. Rutin mengganti popoknya
Mengganti popok bayi yang basah dengan salinan baru adalah cara tepat untuk mengobati ruam.
Normalnya popok bayi perlu diganti setiap 2—3 jam sekali, tapi akan lebih baik jika lebih cepat. Begitu sudah mulai terasa agak basah atau penuh, segera ganti dengan yang baru.
Saat memakaikan popok bayi yang baru, jangan menempelkannya dengan ketat agar kulitnya tetap leluasa bernapas dan tidak mendapat banyak gesekan dari kain.
3. Oleskan krim atau gel untuk meredakan gejala
Cara mengatasi ruam popok selanjutnya adalah dengan mengoleskan krim atau gel yang mengandung zinc oxide.
Anda juga bisa menggunakan witch hazel, gel aloe vera, atau krim yang mengandung calendula sebagai cara mengobati ruam popok bayi.
Gel ini termasuk ke dalam perlengkapan bayi baru lahir yang perlu dimiliki. Tanyakan pada dokter atau apoteker tentang krim yang baik dan aman untuk dioleskan pada kulit bayi.
4. Perhatikan cara memilih popok
Ruam dapat disebabkan oleh kulit bayi yang iritasi akibat zat-zat yang terkandung pada popok. Untuk itu, segera ganti popok yang dicurigai menyebabkan iritasi.
https://hellosehat.com/parenting/bayi/perawatan-bayi/popok-kain-atau-sekali-pakai/
5. Pilih pakaian yang menyerap keringat
Cara mengobati ruam popok selanjutnya yang bisa Anda lakukan dengan memilih bahan pakaian yang tepat untuk bayi.
Pakaian yang sempit dapat memperbesar gesekan pada kulit yang iritasi. Ini akan menimbulkan rasa nyeri pada bayi.
Selain itu, pakaian yang sempit juga membuat bayi jadi lebih mudah berkeringat. Akibatnya, area sekitar pantat bayi akan lembap dan iritasi jadi bertambah parah.
6. Biarkan kulit bayi bernapas
Biarkan 10 menit bayi bebas tanpa popok sebanyak tiga kali sehari. Ini bisa Anda lakukan saat mengganti popok atau ketika ia tidur siang.
Selain itu, cara mengobati ruam popok ini bisa juga Anda akali dengan melonggarkan popok bayi. Dengan begitu, ada celah untuk udara masuk dan menjaga kulit bayi tetap kering.
7. Gunakan produk yang aman untuk kulit bayi
Bayi memiliki kulit yang sensitif sehingga mudah iritasi. Jika kulitnya sudah iritasi, butuh perhatian ekstra dalam memilih produk-produk perawatan untuk kulitnya.
Ini menjadi salah satu cara untuk mengatasi ruam popok dan membantu kulit untuk pulih lebih cepat.
Mayo Clinic menyebutkan beberapa zat iritan pada kulit bayi yang sebaiknya Anda hindari, seperti fenol, benzokain, diphenhydramine, salisilat, dan hidrogen borat.
8. Pakai obat yang sesuai resep dokter
Jika ruam disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, pengobatan biasa tidak akan mengobati kondisi ini secara efektif.
Infeksi sekaligus perkembangan bakteri dan jamur harus dihentikan dengan obat antibiotik atau antijamur.
Namun, menggunakan cara ini untuk mengatasi ruam popok tidak bisa sembarangan. Antibiotik boleh digunakan di bawah pengawasan dokter, begitu juga dengan obat antijamur.
Ini dilakukan untuk mencegah dosis berlebihan yang bisa mengakibatkan resistensi antibiotik, yakni bakteri menjadi kebal dengan antibiotik, maupun efek samping yang membuat bayi tidak nyaman.
The post Ruam Popok appeared first on Hello Sehat.