1. Demensia dan gangguan neurokognitif
Menurut Mayo Clinic, demensia menyebabkan penurunan fungsi kognitif yang signifikan.
Gangguan ini dapat terjadi akibat stroke, cedera otak traumatik, atau penyakit Parkinson. Penyakit ini yang bisa memicu orang tua kembali seperti anak kecil.
Akibat demensia, orang tua sering mengalami kebingungan, kesulitan mengenali orang atau tempat, serta gangguan dalam mengingat informasi.
Akibatnya, para lansia mungkin kembali ke perilaku yang lebih bergantung, seperti ketergantungan emosional, keinginan untuk dirawat, dan terkadang, perilaku seperti anak kecil.
2. Depresi dan gangguan mental lainnya
National Institute on Aging menyatakan bahwa depresi pada lansia sering kali tidak terdiagnosis dan dapat menyebabkan perubahan perilaku, termasuk regresi ke perilaku seperti anak kecil.
Depresi pada lansia dapat menyebabkan kebingungan, masalah memori, dan perubahan kepribadian, yang semuanya dapat berkontribusi pada perilaku regresif.
Gangguan mental pada lansia, seperti skizofrenia, juga dapat menyebabkan timbulnya perilaku regresif.
Pada lansia yang mengidap skizofrenia, kondisi ini bisa membuat mereka kembali berperilaku seperti anak kecil karena ketidakmampuannya untuk berfungsi secara penuh dalam lingkungan sosial dan emosional.
[related-articles title=”” articles=”699703,682025,140086″][/related-articles]
3. Stres dan trauma
Stres kronis dan pengalaman trauma termasuk faktor yang dapat memicu mekanisme pertahanan diri pada lansia, yang mengarah pada perilaku regresif sebagai bentuk coping mechanism.
Ketika orang tua mengalami stres berat, mereka mungkin kembali ke perilaku yang menyerupai sifat anak-anak karena kemampuan mereka untuk mengatasi stres terbatas.
Selain stres, trauma, baik yang terjadi pada masa lalu maupun akibat peristiwa traumatis yang terjadi di usia tua, juga dapat menyebabkan regresi perilaku.
Trauma emosional atau fisik bisa memengaruhi cara otak memproses perasaan dan memori, sehingga membuat orang tua merasa rentan dan tergantung pada orang lain.
4. Isolasi sosial dan kesepian
Menurut World Health Organization (WHO), isolasi sosial dan kesepian pada lansia dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka, yang berpotensi menyebabkan perilaku regresif.
Isolasi sosial dapat menyebabkan stres kronis, yang dapat memengaruhi otak dan tubuh secara keseluruhan.
Ketika orang tua tidak memiliki interaksi sosial yang cukup, mereka lebih rentan terhadap rasa kesepian, yang dapat mengurangi rasa percaya diri mereka.
Regresi perilaku yang terlihat seperti anak kecil bisa muncul sebagai akibat dari keinginan untuk mendapatkan perhatian, kenyamanan, dan perlindungan dari orang lain.
5. Penurunan kesehatan fisik
Penurunan kesehatan fisik dan mobilitas pada lansia dapat menyebabkan ketergantungan yang lebih besar pada orang lain, yang terkadang diekspresikan melalui perilaku regresif.
Nyeri yang berkepanjangan akibat kondisi, seperti arthritis atau penyakit jantung, dapat membuat orang tua merasa frustasi atau tertekan.
Penurunan fisik ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menjaga diri, berinteraksi sosial, atau bahkan mengatur emosi mereka dengan cara yang matang.
Akibatnya, mereka mungkin menunjukkan perilaku tertentu untuk mencari perhatian lebih besar, serupa dengan sifat anak kecil.
Cara merawat orang tua yang kembali seperti anak kecil

Merawat lansia yang kembali bertindak seperti anak kecil memerlukan pendekatan yang penuh kesabaran, pengertian, dan perhatian.
Berikut adalah beberapa cara merawat dan menghadapi orang tua yang seperti anak kecil, yang bisa Anda lakukan.
1. Memberikan dukungan emosional
Orang tua yang menunjukkan perilaku regresif sering membutuhkan kenyamanan emosional. Maka dari itu, penting untuk secara rutin memberi mereka perhatian dan rasa aman.
Selain memberi perhatian, menjaga rutinitas yang konsisten bisa memberikan rasa aman bagi orang tua. Ini membantu mengurangi kecemasan dan kebingungan yang sering muncul.
Komunikasi dengan lansia yang seperti anak kecil juga perlu dilakukan dengan cara yang sederhana dan penuh pengertian agar mereka merasa lebih dipahami dan dihargai.
2. Mengelola kesehatan fisik
Memantau dan menjaga kesehatan fisik orang tua yang sudah lanjut usia juga sangatlah penting.
Bantu mereka mengikuti jadwal obat, kontrol medis, dan perawatan fisioterapi untuk memastikan mereka tetap sehat secara fisik.
Jika orang tua mengalami kesulitan bergerak, pastikan rumah atau tempat tinggal mereka aman, dengan akses mudah dan peralatan bantu yang diperlukan, seperti alat bantu jalan atau kursi roda.
3. Mendorong interaksi sosial
Mendorong orang tua untuk berinteraksi dengan teman, keluarga, atau tetangga dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dan mengurangi rasa kesepian.
Aktivitas sosial bisa meningkatkan kualitas hidup mereka dan memperbaiki suasana hati mereka.
Selain itu, lingkungan rumah yang nyaman dan mendukung sangat penting untuk kesejahteraan mereka.
Pastikan ada ruang untuk interaksi sosial yang positif dan dukungan dari orang terdekat.
4. Memberikan perawatan dengan kasih sayang
Ketika orang tua kembali bertindak seperti anak kecil, penting untuk menunjukkan empati dan kesabaran.
Ini bisa dilakukan dengan menerima mereka apa adanya dan berusaha memahami perasaan mereka, meskipun perilakunya mungkin menantang.
Anda bisa coba memberikan orang tua rasa bahagia dengan melibatkan mereka dalam kegiatan lansia yang sesuai dengan kemampuan mereka, seperti bermain game ringan atau berbicara tentang kenangan indah.
Kunci untuk menghadapi orang tua yang seperti anak kecil, yaitu kesabaran dan memberi perhatian.
Meskipun menantang, kedua hal tersebut tidak hanya mampu membantu menyejahterakan lansia, tetapi juga memberi rasa tenang pada Anda.
[key-takeaways title=”Kesimpulan”]
- Orang tua yang kembali seperti anak kecil atau sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penurunan kesehatan fisik, gangguan kognitif seperti demensia, stres, trauma, atau isolasi sosial.
- Kondisi ini perlu ditangani dengan penuh kasih sayang dan dukungan, di mana perhatian, perawatan medis, dan interaksi sosial yang memadai dapat membantu mereka merasa aman dan dihargai.
- Menjaga rutinitas yang konsisten serta menunjukkan empati juga sangat penting dalam merawat orang tua dalam kondisi ini.
[/key-takeaways]