Sudah bukan rahasia lagi kalau ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi, terlebih di masa ASI eksklusif. Namun, bagaimana bila ibu mengalami sindrom ASI kurang?
Sebagian besar ibu mengkhawatirkan produksi ASI yang kurang dan tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Agar lebih jelas, berikut ulasan seputar sindrom ASI kurang yang perlu ibu dan ayah ketahui.
Apa itu sindrom ASI kurang?
Sindrom ASI kurang adalah kondisi ketika produksi ASI cenderung sedikit. Akan tetapi, mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kondisi ini jarang terjadi.
Perasaan ASI kurang itu muncul ketika dalam beberapa hari, payudara tidak terasa tegang dan bayi sering minta susu. Padahal, ini adalah kondisi yang wajar.
Pasalnya, payudara memang tidak terasa tegang walau produksi ASI tetap banyak. Penilaian bayi cukup ASI terlihat dari kenaikan berat badan bayi yang secara teratur.
Apa penyebab sindrom ASI kurang?
Mengutip dari situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 4 faktor yang menjadi penyebab sindrom ASI kurang. Untuk lebih jelas, berikut ulasannya.
1. Faktor menyusui
Saat bayi baru lahir pertama menyusui, ia tidak langsung bisa mengisap puting dengan benar. Terkadang butuh waktu dan posisi yang tepat sampai bayi bisa menyusu dengan nyaman.
Faktor pertama yang menjadi penyebab sindrom ASI tidak cukup adalah cara menyusui bayi, seperti berikut.
- Posisi menyusui kurang tepat.
- Perlekatan mulut bayi dan puting yang salah.
- Durasi menyusui kurang sering.
- Ibu tidak mengosongkan payudara.
- Memberi ASI menggunakan botol.
Produksi ASI sangat bergantung pada faktor-faktor di atas. Mengutip dari Mayo Clinic, bayi 7 hari pertama menyusui sebanyak 8-12 kali per hari atau 2-3 jam sekali.
Konsep ASI adalah supply and demand. Jadi ketika payudara kosong, tubuh akan memproduksi ASI dan mengisi kembali.
2. Faktor psikologis ibu
Mengutip dari UT Southwestern Medical Center, stres menjadi faktor yang memengaruhi produksi ASI, terutama satu minggu pertama setelah melahirkan.
Ibu yang baru melahirkan sangat wajar mengalami stres karena kurang tidur sering begadang untuk menyusui si kecil, belum lagi rengekan bayi yang menambah kepanikan.
Stres setelah melahirkan bisa mengarah ke depresi postpartum bila tidak mendapat penanganan secepatnya.
Ibu yang tidak percaya diri dengan kemampuannya dalam memberikan ASI untuk bayi juga bisa menjadi faktor penyebab sindrom ASI kurang.
https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/induksi-laktasi/
3. Faktor fisik ibu
Penyebab ibu mengalami ASI kurang bisa karena kondisi fisik yang tidak memadai, seperti:
- kurang gizi,
- merokok,
- memakai KB hormonal (KB suntik, pil)
Ibu menyusui yang kurang makan dan minum atau menjalani pola makan untuk menurunkan berat badan, rentan mengalami ASI kurang.
Mengonsumsi makanan sehat memang penting, tetapi ibu tetap harus mencukupi kalori tambahan sekitar 400 kkal per hari.
Kalori tambahan ini untuk mengganti kalori yang terbakar saat ibu menyusui si kecil. Oleh karena itu, pastikan ibu mengonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur.
Sementara itu, konsumsi nikotin dari rokok juga bisa memengaruhi produksi ASI ibu sehingga menjadi lebih seret.
4. Faktor bayi
ASI kurang bisa terjadi karena berbagai faktor, salah satunya kondisi bayi, seperti saat si kecil sedang sakit atau kelainan kongenital (cacat lahir) pada bayi baru lahir.
Menurut Kementerian Kesehatan, kelainan kongenital adalah kondisi kelainan fungsional dan struktural yang terlihat sehat bayi baru lahir.
Jenis kelainan atau cacat lahir pada bayi yang bisa menjadi faktor penyebab sindrom ASI kurang seperti:
Bila bayi mengalami kondisi kesehatan di atas, dokter akan melakukan perawatan lebih lanjut. Nantinya, konselor laktasi dapat mengajarkan cara menyusui si kecil.
Bagaimana penanganan sindrom ASI kurang?
Mengutip dari The Women’s, kunci dari produksi ASI meningkat adalah sering mengosongkan payudara.
Hal ini memang membutuhkan waktu sehingga ibu mungkin perlu berkonsultasi dengan konselor laktasi.
Ibu bisa melakukan beberapa cara untuk mengatasi sindrom ASI kurang.
- Meningkatkan frekuensi memompa ASI meski bayi sudah kenyang.
- Melakukan power pumping (menyusui bayi sambil memompa ASI).
- Mengonsumsi makanan yang meningkatkan produksi ASI (kue, susu, atau teh).
Ada berbagai cara untuk meningkatkan produksi ASI, mulai dari cara alami sampai menggunakan suplemen vitamin.
Pastikan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya agar mendapat cara mengatasi sindrom ASI kurang yang tepat.
The post Mengulik Penyebab dan Penanganan Sindrom ASI Kurang appeared first on Hello Sehat.