Setiap makhluk hidup, baik itu hewan dan tumbuhan, memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh sebab itu, diperlukan sistem klasifikasi untuk membedakan antara satu organisme dengan yang lainnya. Simak penjelasan mengenai definisi dan tujuan klasifikasi makhluk hidup di bawah ini.
Apa itu klasifikasi makhluk hidup?
Klasifikasi adalah proses pengelompokan organisme atau makhluk hidup ke dalam kelompok berbeda berdasarkan persamaan dan perbedaan karakteristiknya.
Salah satu sistem klasifikasi paling awal dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, Aristoteles. Dia pertama kali membagi makhluk hidup ke dalam dua kelompok, yakni tumbuhan dan hewan.
Kemudian, Aristoteles mengelompokkan kembali hewan berdasarkan karakteristik serta struktur tubuhnya, seperti apakah hewan tersebut memiliki kaki atau sayap.
Pada tahun 1753, Carl Linnaeus (juga dikenal sebagai Carl von Linné), ahli biologi asal Swedia, mengembangkan sistem klasifikasi modern yang masih digunakan sampai sekarang.
Sistem Linnaeus mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan takson, yakni urutan klasifikasi makhluk hidup berdasarkan karakteristik dari yang paling umum hingga khusus.
Tingkat klasifikasi makhluk hidup dari yang paling umum hingga khusus ini terdiri dari kerajaan, filum, kelas, ordo (bangsa), famili (keluarga), genus (marga), dan spesies (jenis).
Adapun, ilmu yang mempelajari sistem klasifikasi disebut sebagai taksonomi. Para ilmuwan menggunakannya untuk memahami keragaman kehidupan di muka bumi.
[recommendation title=”Urutan takson pada makhluk hidup”]
- Kerajaan (kingdom): terdiri dari lima kerajaan utama, yakni Animalia, Plantae, Fungi, Protista, dan Monera.
- Filum (phylum): setiap kerajaan terbagi ke dalam filum berdasarkan ciri umum, misal dalam kerajaan Animalia terdapat filum Chordata, Arthropoda, dan Mollusca.
- Kelas (class): setiap filum dikelompokkan dalam kelas yang lebih spesifik, misalnya pada filum Chordata terdapat kelas Mammalia, Aves, dan Reptilia.
- Ordo (order): setiap kelas terbagi ke dalam ordo berdasarkan karakteristik lebih lanjut, misalnya pada kelas Mamalia terdapat ordo Primata, Carnivora, dan Rodentia.
- Famili (family): setiap ordo dikelompokkan ke dalam famili berdasarkan kesamaannya, seperti pada ordo Carnivora terdapat famili Felidae, Canidae, dan Ursidae.
- Genus (genus): setiap famili dimasukkan ke dalam genus berdasarkan ciri yang lebih rinci, seperti pada ordo Felidae terdapat genus Panthera dan Felis.
- Spesies (species): setiap genus terbagi ke dalam spesies menurut karakteristik yang paling khusus, misalnya pada genus Felis terdapat spesies Felis catus (kucing domestik).
[/recommendation]
Ragam tujuan klasifikasi makhluk hidup
Berikut adalah beberapa tujuan dari sistem pengelompokan makhluk hidup atau organisme.
1. Mengetahui hubungan kekerabatan
Dengan mengelompokkan organisme berdasarkan karakteristik yang sama, para ilmuwan bisa lebih memahami hubungan kekerabatan dan evolusi antarorganisme yang berbeda.
Lalu, pengetahuan ini dapat digunakan untuk menilai apakah dua organisme tersebut memiliki hubungan yang dekat berdasarkan banyaknya persamaan yang ditemukan.
2. Mengidentifikasi organisme yang tidak diketahui
Ketika makhluk hidup baru ditemukan, para ilmuwan dapat menggunakan karakteristiknya untuk memasukkannya ke dalam kelompok taksonomi yang diketahui.
Hal ini membantu mereka dalam mengidentifikasi organisme anonim dengan lebih cepat dan mudah. Setelah mengelompokkannya, mereka dapat mempelajari lebih banyak tentang organisme tersebut.
https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/perbedaan-dna-dan-rna/
3. Menyederhanakan komunikasi
Ada lebih dari jutaan spesies makhluk hidup di muka bumi. Nama atau istilah yang digunakan untuk menyebut organisme tertentu di suatu wilayah mungkin berbeda dengan di wilayah lainnya.
Penamaan dengan sistem klasifikasi memungkinkan ilmuwan dari seluruh dunia untuk menggunakan istilah yang sama untuk suatu makhluk hidup.
4. Mendukung pelestarian
Dengan memahami hubungan antarmakhluk hidup di suatu ekosistem, para ilmuwan dapat mengidentifikasi spesies mana yang paling rentan terhadap kepunahan.
Selanjutnya, mereka dapat menggunakan informasi ini untuk mengembangkan strategi konservasi demi melindungi dan melestarikan makhluk hidup tersebut.
5. Membantu penelitian medis
Sistem klasifikasi makhluk hidup juga bisa memberikan informasi dalam suatu penelitian medis.
Sebagai contoh, para ilmuwan dapat menggunakan klasifikasi bakteri untuk mengidentifikasi penyebab penyakit infeksi dan mengembangkan pengobatan untuk masalah kesehatan tersebut.
[summary title=”Ringkasan”]
Secara keseluruhan, para ilmuwan menggunakan klasifikasi makhluk hidup untuk lebih memahami keragaman kehidupan. Tujuannya mulai dari mengidentifikasi organisme yang tidak dikenal hingga melestarikan keanekaragaman hayati.
[/summary]
Pengklasifikasian makhluk hidup
Sistem klasifikasi standar yang digunakan hingga saat ini adalah Sistem Lima Kingdom. Sistem ini dikembangkan oleh Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi Amerika, pada 1969.
Pengelompokan makhluk hidup ini membagi organisme ke dalam lima kingdom sebagai berikut.
1. Monera
Kingdom Monera terdiri dari organisme bersel tunggal (uniseluler) dan tidak memiliki membran inti atau nukleus (prokariotik). Secara umum, Monera terdiri dari:
- Eubacteria (lebih dikenal sebagai bakteri), dan
- Archaebacteria (bakteri yang hidup pada habitat ekstrim).
Kelompok makhluk hidup ini memiliki struktur sel yang sederhana. Mereka biasanya melakukan proses reproduksi secara aseksual atau menggunakan bagian tubuhnya sendiri.
Bakteri tersebar luas di lingkungan dan punya peran penting dalam berbagai proses kehidupan. Salah satu contohnya ialah Cyanobacteria.
2. Protista
Kingdom Protista terdiri dari organisme uniseluler dan beberapa organisme multiseluler (bersel jamak) dengan struktur sel yang sederhana.
Namun, organisme dalam kerajaan ini punya struktur sel yang lebih kompleks daripada bakteri. Sel pada kelompok makhluk hidup ini juga memiliki membran inti (eukariotik).
Secara sederhana, organisme dalam kerajaan Protista mencakup:
- Protozoa (protista mirip hewan), dan
- Algae (protista mirip tumbuhan).
Protista bukanlah hewan atau tumbuhan, tetapi memiliki sifat menyerupai hewan atau tumbuhan.
Semua organisme eukariotik yang bukan hewan dan tumbuhan termasuk ke dalam kingdom Protista.
https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/jumlah-sel-tubuh-manusia/
3. Fungi
Kingdom Fungi atau yang lebih dikenal sebagai jamur termasuk ke dalam organisme eukariotik dan memiliki dinding sel yang terbuat dari zat kitin.
Beberapa spesies jamur merupakan organisme uniseluler dan memiliki ukuran kecil (mikroskopis), contohnya ragi. Selain itu, ada pula jamur multiseluler yang dapat dilihat mata telanjang (makroskopis), seperti cendawan.
Jamur termasuk organisme heterotrof atau tidak dapat membuat makanannya sendiri.
Jamur hanya memperoleh makanan dengan cara menguraikan material organik dari makhluk hidup yang sudah mati atau menjadi parasit pada organisme lain.
4. Plantae
Kingdom Plantae atau tumbuhan merupakan organisme yang mempunyai membran inti dan bersel banyak.
Anggota kerajaan tumbuhan terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
- Bryophyta (tumbuhan lumut),
- Pteridophyta (tumbuhan paku-pakuan), dan
- Spermatophyta (tumbuhan biji).
Tumbuhan termasuk dalam organisme yang tidak dapat berpindah tempat. Ia bersifat autotrof atau memiliki kemampuan membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis.
Proses ini melibatkan peran zat hijau daun (klorofil) untuk mengubah air (H2O) serta karbon dioksida (CO2) menjadi makanan tumbuhan dengan bantuan cahaya matahari.
5. Animalia
Kingdom Animalia terdiri dari organisme yang dikenal sebagai hewan. Organisme ini memiliki jenis, bentuk, dan karakteristik yang berbeda antara satu sama lain.
Secara garis besar, kerajaan hewan dapat dibedakan dari ada-tidaknya tulang belakang, yakni invertebrata dan vertebrata.
- Invertebrata: kelompok hewan tanpa tulang belakang yang terdiri dari beberapa filum, seperti Porifera (hewan berpori), Mollusca (hewan bertubuh lunak), Arthropoda (hewan berbuku-buku), dan Echinodermata (hewan berkulit duri).
- Vertebrata: kelompok hewan dengan tulang belakang yang terdiri dari beberapa filum, seperti Pisces (ikan), Amphibia (katak), Reptilia (hewan melata), Aves (unggas), dan Mammalia (hewan menyusui).
Hewan adalah organisme eukariotik multiseluler yang bersifat heterotrof, artinya mereka hanya mendapatkan makanan dengan cara memakan organisme lain.
Sistem klasifikasi makhluk hidup masih diteliti hingga saat ini. Tidak menutup kemungkinan akan ada kingdom atau kerajaan baru yang diusulkan pada masa mendatang.
[key-takeaways title=”Kesimpulan”]
- Sistem klasifikasi bertujuan membedakan satu makhluk hidup dan yang lainnya dengan mengelompokkan mereka berdasarkan persamaan dan perbedaan karakteristik.
- Sistem yang umum dan masih digunakan hingga saat ini adalah Sistem Lima Kingdom, yang terdiri dari Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia.
- Dengan menggunakan sistem klasifikasi, ilmuwan mampu mempelajari dan memahami keragaman kehidupan secara sistematis.
[/key-takeaways]
The post Mengenal Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup dan Tujuannya appeared first on Hello Sehat.