Mungkin Anda pernah merasa bertanya-tanya, kenapa di perut kucing Anda ada benjolan? Benjolan ini bisa menandakan berbagai kondisi, mulai dari yang ringan hingga cukup serius.
Sangat penting untuk mengetahui berbagai penyebab dan cara mengatasi benjolan ini supaya kesehatan anabul Anda tetap terjaga dengan baik.
Penyebab benjolan di perut kucing
Memahami penyebab benjolan di perut kucing peliharaan bisa membantu Anda menentukan langkah yang tepat untuk menjaga kesehatanya.
Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan pada kucing yang bisa ditandai dengan benjolan pada area perutnya.
1. Trauma ringan
Benjolan di perut kucing dapat disebabkan oleh trauma ringan, misalnya akibat terjatuh, terkena pukulan benda tumpul, atau berkelahi dengan kucing lain.
Trauma ini dapat memicu pembengkakan pada jaringan di bawah kulit. Pembengkakan ini akan terasa seperti benjolan saat Anda sentuh.
Benjolan akibat trauma ringan mungkin tidak menyebabkan kucing kesakitan. Umumnya, gejala akan membaik dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
2. Abses
Luka akibat gigitan atau cakaran kucing lain berisiko terinfeksi bakteri dan menyebabkan abses pada kucing. Abses ditandai dengan terbentuknya kantong berisi nanah di bawah kulit.
Selain benjolan pada abses, kucing yang mengalami kondisi ini juga bisa mengalami gejala lain, seperti demam, lemas, dan kehilangan nafsu makan.
Jika abses pecah, akan tampak cairan nanah berwarna kekuningan atau kehijauan dengan bau yang tidak sedap.
[recommendation title=”Penyebab abses pada kucing”]
Sebagian besar abses pada kucing disebabkan oleh kelompok bakteri Pasteurella. Kondisi ini juga bisa disebabkan oleh bakteri lain, seperti Pseudomonas, Actinomyces, Mycoplasma, dan Bacteroides.
[/recommendation]
3. Hernia
Jenis hernia yang bisa menyebabkan adanya benjolan di perut kucing adalah hernia umbilikalis.
Kondisi ini dapat terjadi ketika lapisan perut, jaringan lemak, atau organ dalam kucing terdorong keluar melalui pembukaan umbilikus alias pusar pada perut kucing.
Pusar kucing terletak tepat di bawah tulang rusuk. Dikutip dari VCA Animal Hospitals, hernia ini berukuran sekitar 1–2 cm dan tampak menonjol ketika kucing mengeong atau mengejan.
4. Hairball
Hairball atau bola bulu dapat membentuk benjolan sementara di perut kucing, khususnya bila anabul sering menjilat tubuhnya.
Bulu yang tertelan bisa menumpuk di dalam saluran pencernaan sehingga membentuk hairball yang terasa seperti benjolan saat diraba.
Kondisi ini biasanya tidak berbahaya karena bola bulu dapat keluar melalui muntah atau feses.
Namun, ada pula kasus hairball yang menyebabkan sumbatan pada saluran cerna. Gejalanya yakni perut kucing membesar, kucing tidak nafsu makan, dan kucing jarang buang air besar.
5. Feline infectious peritonitis
Feline infectious peritonitis atau FIP adalah penyakit serius pada kucing yang disebabkan oleh mutasi virus corona kucing.
Benjolan perut umumnya ditemui pada FIP kucing jenis basah atau efusif. Penyakit ini dapat menyebabkan peradangan pada rongga perut kucing.
Kucing yang mengalami FIP tipe ini akan menunjukkan ciri khas berupa perut kembung akibat penumpukan cairan. Gejala lainnya yakni demam, lemas, dan penurunan nafsu makan.
https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/pyometra-pada-kucing/
6. Lipoma
Lipoma adalah penyakit kucing yang ditandai dengan benjolan berbentuk bulat atau oval yang terbentuk dari jaringan lemak di bawah kulit.
Tumor jinak ini menimbulkan benjolan yang terasa lunak, bisa digerakkan, dan umumnya tidak menyebabkan rasa sakit.
Studi pada Journal of Feline Medicine and Surgery Open Reports (2023) menyebutkan bahwa lokasi paling umum dari lipoma adalah area di sekitar batang tubuh dan bokong.
Lipoma lebih sering terjadi pada kucing yang berusia lebih tua. Benjolan ini tidak berbahaya bila tidak mengganggu aktivitas kucing peliharaan.
7. Tumor payudara
Tumor payudara adalah salah satu penyebab umum benjolan di perut kucing, utamanya pada kucing betina yang belum disterilkan.
Benjolan paling sering ditemukan di bagian bawah atau samping puting susu dengan tekstur yang keras.
Sekitar 85% dari kasus tumor pada kucing ini baru diketahui saat kondisinya sudah ganas dan menyebar ke organ lain, seperti paru-paru, hati, dan kelenjar getah bening.
Cara mengobati benjolan di perut kucing
Penanganan benjolan di perut kucing sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Kasus hernia dan tumor biasanya ditangani melalui tindakan operasi untuk memperbaiki celah pada dinding otot dan mengangkat massa abnormal pada tubuh kucing.
Dalam kasus yang melibatkan infeksi, misalnya abses dan FIP, penanganan dilakukan dengan obat antibiotik dan antivirus tergantung dari penyebabnya.
Selain pengobatan dari dokter hewan, Anda bisa merawat kucing dengan beberapa langkah di bawah ini agar mereka merasa lebih nyaman selama masa pemulihan.
- Berikan tempat tidur yang hangat dan nyaman untuk kucing beristirahat.
- Hindari memencet atau menyentuh benjolan terlalu sering supaya tidak memperparah kondisi kucing.
- Pastikan anabul tetap mendapat gizi yang cukup dengan memberikannya makanan kucing yang tepat.
- Bersihkan luka atau area di sekitar benjolan dengan larutan antiseptik bila disarankan oleh dokter hewan.
- Pantau perkembangan benjolan dan catat perubahan ukuran atau teksturnya.
Jangan menunda pemeriksaan dengan dokter hewan bila kucing Anda memiliki benjolan di perut yang disertai dengan demam, muntah, atau kehilangan nafsu makan.
Dengan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat diatasi dengan baik. Kucing peliharaan Anda pun akan merasa bahagia dan bisa aktif kembali.
[key-takeaways title=”Kesimpulan”]
- Benjolan di perut kucing dapat disebabkan oleh trauma ringan, abses, hernia, hairball, feline infectious peritonitis (FIP), lipoma, hingga tumor payudara.
- Penanganan yang tepat, termasuk operasi, pemberian obat, dan perawatan di rumah, sangat penting untuk memastikan kucing pulih dengan baik.
- Jangan ragu untuk memeriksakan kucing dengan dokter hewan bila benjolan di perutnya tidak membaik atau disertai gejala lain, seperti demam dan hilang nafsu makan.
[/key-takeaways]
The post 7 Penyebab Benjolan di Perut Kucing dan Cara Menanganinya appeared first on Hello Sehat.